Juara satu merindukanmu

Adalah kamu apa itu candu

Satu waktu tanpa bersua, seluruhku mati rasa

Takkah kau baca? 

Persajakku terbentuk dari segala unsurmu?

Kulewati pukul satu sembari mengutuk waktu

Utuh haluku tak mau lalu

Berharap nanti menjadi kini

Hingga hari mata beradu  
-juara satu merindukanmu-

Racau

Teruntuk dia yg sama pun tak sama.

Pernakah mati di sela kata tak digubris doa?

Dalam meng-amin-pun ku tiada asa.

Yang kutahu semua ini malapetaka.

Berujungku berserah  ala harap semata.

Semoga kala cukup sementara.

Sanksi logika sadarkan mata.

Tamat.

Kurasa rindu kini mulai berani tak tahu malu
Memaksa bertemu meski tahu akan membunuhku
Dalam dimensi itu, menyapakupun kau jelas tak mau
Dan ku pun tersentak kembali ke dimensiku  Tali dan pondasi langit-langitku menggantikanmu menyapaku
Dengan mentari menjadi saksi,
Ku serahkan raga dan jiwaku segera tanpa ragu.

.

.

.

“Jakarta, 24 Maret 2016. Telah ditemukan seorang remaja dengan leher tergantung di langit-langit kamarnya tanpa nyawa. Remaja ini diduga……………….. —–”

“Sebagai sahabat beliau terkenal ceria, namun akhir-akhir ini dia mengurung diri di kamar tanpa ada yang tahu mengapa. Kabar terakhir yang saya…………….. —–”

“Saya pikir teriakan apa. Tadi malam saya terbangun dengan terkejut, lalu tertidur lagi karena saya kira hanya mimpi. Ternyata………………. —–”

“Bagi semua yang mengenal kakak saya, saya selaku keluarga mewakili kakak saya untuk meminta maaf apabila kakak saya pernah melakukan kesalahan. Mohon doa dan……………….. —–”

.

.

TAMAT